Saya selalu senang dengerin lagu dari sound track naruto, terutama yang lama sebelum shippuden. Kebanyakan di endingnya kek Alive dari Raiko salah satunya. Dasar saya suka bukan berarti saya tahu dan paham isi liriknya, haha tapi ya easy listening aja. Atau kalau gak video clip-nya keren dan rasanya pas sama emosi yang nyanyi. Kek di video clip yang ini.
Naruto lagi di rumahnya, kamar sepetak. Di luar sedang hujan, ada mie instan, tempat tidur selimut hangat, komik dan konsol game. Meski kalah sama bot waktu main game, tapi asal tau saja itu adalah sesuatu yang menjadi idaman dari semua introvert. Kalaupun di luar hujan sampai tiga hari tiga malam, air sudah sampai sedengkul, asal air gak masuk, listrik nyala, mie instan stok masih ada, rasanya gak bakalan juga nengok keluar.
Yak. Itulah zona nyaman.
Biasa diartikan bahwa di zona atau wilayah atau kondisi dimana seseorang akan merasa nyaman. Hahaha gitu.
Gak gak, maaf. Jadi sesaat orang tidak akan memalingkan perhatian dan tetap fokus pada suatu hal atau kondisi tertentu karena menganggap bahwa apa yang sedang dihadapannya adalah apa yang mereka selama ini cari dan harapkan tanpa harus bersusah payah dalam berusaha.
Apakah itu berbahaya?
ya, tentu. Orang akan berpikiran bahwa tidak perlu lagi berbuat hal lain. Semua terasa flat dan berjalan biasa seperti cerita tanpa klimaks. Kadang seseorang sadar akan kekurangan ini, namun enggan berusaha lebih dan memilih kembali ke lingkaran kenyamanan tadi. Jika dibiarkan kelamaan timbul rasa malas berjuang untuk meraih yang lebih. Akan terasa juga bila nanti suatu saat akan mengalami hal yang tak terduga, gagap dalam mengambil keputusan dan tak tahu harus ngapain.
Tapi yang saya yakini adalah semua orang berbeda, termasuk isi hati dan kepalanya. Bisa disimak percakapan dan perang argument antara orang yang pro dan kontra untuk keluar dari zona nyaman. Cekidoot..
Orang yang kontra akan bilang, kenapa harus meninggalkan semua ini? Apa kamu yakin akan dapat yang seperti ini lagi diluar sana? Bersukur dikit napa?
Orang yang pro akan membalas begini, bukannya gak bersukur. Ya, ingin mencoba hal yang lain aja. Tidak ada yang salah dengan mencoba dan berusaha untuk mencari yang terbaik.
Trus yang kontra nyolot. Belum tentu nanti akan dapat yang lebih baik, dan lagian sampai kapan akan mencari yang terbaik? Tidak akan pernah ada yang seperti itu. Yang penting adalah komitmen pada apa yang ada sekarang.
Terus orang yang pro jawab, ini jalan pilihan saya. Resiko dan apapun yang akan terjadi itu urusan saya. Saya memilih menyesal karena mencoba daripada menyesal tanpa mencoba. Dan saya akan komit pada pilihan saya.
Inner me : sudahlah, kalian ini orang yang sama, jangan berkelahi.
Ehm..
Saya merasa saya sedang, eh bukan sudah lama berada pada kondisi naruto di video clip diatas. Sudah lama saya di dalam ruang tertutup dinding yang namanya ketakutan. Ada lampu di sana, cukup terang, namanya ego. Jadi saya merasa aman ketika sendiri tanpa ada orang yang mencampuri. Ada konsol dan komik, teman semu, jadi saya tidak akan kesepian.
Tetapi..
Dari sekian lama saya baru sadar bahwa ada lubang angin, yang namanya ventilasi dari situlah saya mendapat udara dari luar. Saya bisa menghirup udara, merasakan kedinginan, bau ikan asin tetangga.
Dan saya baru sadar dengan mata terbelai, maksutnya terbelalak bahwa tembok besar yang selama ini melindungiku mempunyai lubang kecil, bisa disebut harapan. Sesekali saya mengintip keluar dari lubang tersebut. Saya juga baru menyadari, bahwa ada hal lain yang (mungkin) bernilai lebih dari bau ikan asin goreng dari tetangga bisa rumput, pagar, parabola, atau jemuran.
Yah. Meski sudah disuguhkan dengan hal tadi, tapi tanganku masih terus memegang garpu yang di sini berperan sebagai kesempatan yang hanya saya gunakan untuk makan mie instan. Saya juga baru menyadari bahwa garpu tadi bisa saya pakai untuk memperlebar lubang ditembok, menengok keluar. Pada saat ini, garpu masih saya genggam, tapi tidak lagi saya pakai makan mie instan. Saya mungkin bermaksut memkainya untuk menggerus tembok sedikit demi sedikit. Dan mungkin saya akan menyesalinya ketika garpu saya rusak tergerus tembok. Karena saya masih butuh garpunya untuk makan mie instan.
Di kondisi lain ada rasa bosan dengan mie instan dan pengen makan ikan asin. Di saat inilah saya merasa tersiksa. Saya harus merelakan garpu saya dan meninggalkan mie instan.
Saya harus menutup kardus mie instan dan memakai garpunya memperbesar lubang di dinding sebelum akhirnya saya membuka pintu dan keluar melewati dinding, meski nanti ada hal lain yang menghadang, bisa hujan, angin lesus, banjir, angkot berhenti sembarangan, bahkan tilangan.
Seperti di video, naruto gak mandi langsung keluar rumah karena dia tau di luar masih hujan. Di awal tanpa persiapan, keluar rumah belum memakai jaketnya, berlari terseok-seok, terguling-guling di genangan air, saya menyadari bahwa ternyata dia pintar memanfaatkan keadaan.
Bagian yang paling keren adalah pada akhir video. Selebat apapun itu, hujan akan berlalu, sinar matahari akan datang setelahnya.
Terima kasih naruto, kamu memang menginspirasi.
0 komentar:
Posting Komentar