Rabu, 28 Februari 2018

Perubahan

Proseslah yang membuat kita di masa kini
Judulnya udah kek judul albumnya D'Masiv ye? wkwk langsung aja ke intro bahasan.

Ada masanya pengguna media sosial akan mengunggah foto lawasnya. Mungkin foto ketika masih kecil, ketika berstatus murid sekolahan, atau foto lain yang mewakili kenangan di masa lalu. Berbagai caption unik juga melengkapi momen kilas balik tersebut. Semisal, “pernah kurus”, “pernah gondrong”, “waktu belum kenal sama pisau cukur”, “ibuku dulu waktu ngidam tape ketan afganistan”, dan masih banyak lagi.

Ada juga bagi yang sudah lama aktif di Facebook mungkin dapat menggunakan fitur flashback yang disediakan pihak Facebook sendiri. Kemudian dilengkapi dengan komen-komen lucu dari teman dan followers yang terkesan takjub dan pangling. Itulah tujuan awalnya.
Pada saat yang sama, orang tersebut ingin menunjukkan pencapaian mereka di saat ini. Atau jika mereka belum mampu menunjukkan pencapaian di masa sekarang, mereka ingin memberitahu bahwa ada sisi lain dari diri mereka di masa lalu.
Kadang juga saya iseng mengecek postingan lawas sosial media, terutama Facebook. Haha geli sendiri baca postingan lawas yang saya buat. Sempat berpikiran untuk menghapus dan merapikan hal-hal yang sekarang dirasa “memalukan”. Tapi saya urungkan niat tersebut. Ya sudahah, saya hanya berpikir itu tandanya saya mulai tumbuh. Seiring dengan perasaan “jijik” pada diri sendiri di masa lalu mungkin inilah perubahan. Ada kesadaran bahwa apa yang kita lakukan dulu sudah tidak pantas lagi dilakukan oleh diri saya yang sekarang. Tidak mengapa bahwa saya dulu pernah alay, dengan kesadaran ini saya juga mengakui dan saya harus bangga dengan pencapaian saya yang sekarang, tapi jujur... makin hari makin stres haha

Selain ke-“alay”-an, ada juga beberapa kenangan suka cita dan tentu duka. Menyadari bahwa itulah perasaan yang bersifat sementara. Ada kala dimana bahagia hanya akan ditangisi, dan luka menjadi sesuatu yang lucu yang sangat disayangkan jika tidak sempat kita tertawakan. Setelah itu, akan muncul penyesalan bersamaan dengan rasa bangga, bahagia, dan ikhlas untuk merelakan. Disaat itulah kita sudah dapat berdamai dengan masa lalu.

Kehidupan memang menuntut pada perubahan. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besuk semoga bisa lebih baik dari hari ini. Agar kelak dapat menjadi orang yang berguna.

Ngomong keknya gampang ya? Haha tapi bener juga, mau gimana lagi. Kita bukan power ranger ataupun ultraman yang bisa berubah sesuka jempolnya. Kita tetap akan menjadi kita. Yang membedakan kita yang dulu dan kita yang sekarang adalah proses. Proses yang panjang lah yang akan membentuk kita di masa sekarang. Dalam proses tersebut kita tidak tahu apa saja yang akan terjadi, apa yang akan kita lalui, dan siapa saja yang akan kita temui. Kita hanya perlu bergerak, mengambil kesempatan, mencoba hal baru, dan melakukan yang terbaik. Dari situlah akan tersisipkan motivasi, memberikan segenap pengajaran, dan menuntun kita hingga tujuan.

Pada titik ini mungkin proses yang saya lakukan memang belum seberapa, mungkin juga sudah lebih jauh dari orang lain. Saya tidak tahu. Saya tidak terlalu mempermasalahkan itu. Semua orang punya cara sendiri, punya jalan sendiri tentunya tujuan yang belum tentu sama. Namun, semua orang sudah pasti sama-sama membutuhkan dukungan semangat dan motivasi untuk berproses ketika terpuruk. Melibatkan orang lain dalam berproses pun adalah hal mutlak. Entah sekedar lewat, entah sempat beringingan, entah hingga akhirnya menetap. Mungkin menginspirasi tanpa berkenalan, mungkin memberi semangat ketika mengiringi langkah berproses, atau bahkan memberi pengajaran dan membangun motivasi setelah ditinggalkan.


Sudah sepantasnya kita berterima kasih kepada semua orang yang sudah kita libatkan atas apa yang kita lalui. Jika kesulitan menyampaikan, berbuatlah baik kepada orang lain dengan pencapaian baikmu. Apapun itu. Besar kecil itu bukan masalah. Berbagilah, karena esensi bahagia adalah ketika orang lain juga ikut merasakan.

Sudah sepantasnya juga kita meminta maaf atas apa yang telah kita lakukan kepada mereka. Jika kesulitan mengutarakan langsung, change your behavior. Dan karena itu saya selalu ingat, “Kejahatan yang sengaja adalah kesalahan yang dilakuakan berulang-ulang”.
-DNA.

0 komentar:

Posting Komentar