![]() |
Proseslah yang membuat kita di masa kini |
Ada masanya pengguna media sosial
akan mengunggah foto lawasnya. Mungkin foto ketika masih kecil, ketika
berstatus murid sekolahan, atau foto lain yang mewakili kenangan di masa lalu. Berbagai
caption unik juga melengkapi momen
kilas balik tersebut. Semisal, “pernah kurus”, “pernah gondrong”, “waktu belum
kenal sama pisau cukur”, “ibuku dulu waktu ngidam tape ketan afganistan”, dan
masih banyak lagi.
Ada juga bagi yang sudah lama
aktif di Facebook mungkin dapat menggunakan fitur flashback yang disediakan pihak Facebook sendiri. Kemudian dilengkapi
dengan komen-komen lucu dari teman dan followers
yang terkesan takjub dan pangling. Itulah tujuan awalnya.
Pada saat yang sama, orang tersebut
ingin menunjukkan pencapaian mereka di saat ini. Atau jika mereka belum mampu
menunjukkan pencapaian di masa sekarang, mereka ingin memberitahu bahwa ada sisi lain dari
diri mereka di masa lalu.
Kadang juga saya iseng mengecek postingan lawas sosial media, terutama Facebook. Haha geli sendiri
baca postingan lawas yang saya buat. Sempat berpikiran untuk menghapus dan
merapikan hal-hal yang sekarang dirasa “memalukan”. Tapi saya urungkan niat
tersebut. Ya sudahah, saya hanya berpikir itu tandanya saya mulai tumbuh. Seiring dengan perasaan “jijik”
pada diri sendiri di masa lalu mungkin inilah perubahan. Ada kesadaran bahwa
apa yang kita lakukan dulu sudah tidak pantas lagi dilakukan oleh diri saya
yang sekarang. Tidak mengapa bahwa saya dulu pernah alay, dengan kesadaran ini
saya juga mengakui dan saya harus bangga dengan pencapaian saya yang sekarang, tapi jujur... makin hari makin stres haha
Selain ke-“alay”-an, ada juga beberapa kenangan suka cita dan tentu duka. Menyadari bahwa itulah perasaan yang bersifat sementara. Ada kala dimana
bahagia hanya akan ditangisi, dan luka menjadi sesuatu yang lucu yang sangat disayangkan jika tidak sempat kita tertawakan. Setelah itu, akan muncul penyesalan
bersamaan dengan rasa bangga, bahagia, dan ikhlas untuk merelakan. Disaat itulah
kita sudah dapat berdamai dengan masa lalu.
Kehidupan memang menuntut pada
perubahan. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besuk semoga bisa lebih
baik dari hari ini. Agar kelak dapat menjadi orang yang berguna.
Ngomong keknya gampang ya? Haha tapi
bener juga, mau gimana lagi. Kita bukan power ranger ataupun ultraman yang bisa
berubah sesuka jempolnya. Kita tetap akan menjadi kita. Yang membedakan kita
yang dulu dan kita yang sekarang adalah proses. Proses yang panjang lah yang
akan membentuk kita di masa sekarang. Dalam proses tersebut kita tidak tahu apa
saja yang akan terjadi, apa yang akan kita lalui, dan siapa saja yang akan kita
temui. Kita hanya perlu bergerak, mengambil kesempatan, mencoba hal baru, dan
melakukan yang terbaik. Dari situlah akan tersisipkan motivasi, memberikan segenap
pengajaran, dan menuntun kita hingga tujuan.
Pada titik ini mungkin proses
yang saya lakukan memang belum seberapa, mungkin juga sudah lebih jauh dari
orang lain. Saya tidak tahu. Saya tidak terlalu mempermasalahkan itu. Semua orang punya
cara sendiri, punya jalan sendiri tentunya tujuan yang belum tentu sama. Namun,
semua orang sudah pasti sama-sama membutuhkan dukungan semangat dan motivasi untuk
berproses ketika terpuruk. Melibatkan orang lain dalam berproses pun adalah hal mutlak. Entah sekedar
lewat, entah sempat beringingan, entah hingga akhirnya menetap. Mungkin menginspirasi
tanpa berkenalan, mungkin memberi semangat ketika mengiringi langkah berproses,
atau bahkan memberi pengajaran dan membangun motivasi setelah ditinggalkan.
Sudah sepantasnya kita berterima
kasih kepada semua orang yang sudah kita libatkan atas apa yang kita lalui. Jika
kesulitan menyampaikan, berbuatlah baik kepada orang lain dengan pencapaian
baikmu. Apapun itu. Besar kecil itu bukan masalah. Berbagilah, karena esensi
bahagia adalah ketika orang lain juga ikut merasakan.
Sudah sepantasnya juga kita
meminta maaf atas apa yang telah kita lakukan kepada mereka. Jika kesulitan
mengutarakan langsung, change your behavior.
Dan karena itu saya selalu ingat, “Kejahatan yang sengaja adalah kesalahan yang
dilakuakan berulang-ulang”.
-DNA.
0 komentar:
Posting Komentar