![]() |
http://smartgirlidentity.blogspot.com/2010/10/tentang-rasi-bintang-dan-metologi.html |
Di hari ini, langit
mempertunjukkan keagungan Tuhan yang luar biasa. Bintang-bintang bertaburan di
langit yang menurut bukuku IPA SD dulu
harusnya masih musim penghujan . Fenomena yang ga aneh memang, namun
sungguh berkesan bagi saya saat ini.
Saya jadi teringat ketika masih
ngekos waktu kuliah di UNS Solo, saya bisa menikamati suasana layaknya hari ini
dengan jelas diatap kos. Beralas genteng dan beton, angin sepoi-sepoi. syahdu
deh pokoknya. itu adalah salah satu alasan kenapa saya tiga tahun betah disana.
Disisi lain kosku dulu adalah kos binaan yang saya rasa semua penghuninya
adalah orang-orang pilihan dan mungkin bisa melakukan perubahan dimasa depan. Kos
yang notabene berisikan mahasiswa teknik, yang saya kira orang-orangnya kutu
buku semua, hobi mikirin hokum newton dan kepler doang. Tapi saya salah sangka,
mereka berwawasan luas, khususnya politik dan agama. Tidak sedikit dari mereka
yang berstatus petinggi di organisasi kampus mereka, bahkan tingkat universitas.
Sebenarnya saya dulu adalah mahasiswa
MIPA. Padahal lokasi kos dan fakultas
mipa sangat jauh, kos di ujung barat dan FMIPA diujung timur UNS. Mungkin bisa
dibilang saya nyasar awal mula saya kos. Berawal dari kesalah pahaman kakak
sepupu saya, yang dimintai tolong oleh bapak saya untuk mencarikan kos yang
terdekat dengan kampus saya nanti. Karena jurusan saya Teknik Informatika
mungkin dia mengira saya adalah anak fakultas teknik wkwk ya sudahlah.
Diawal masuk kos, sempet kaget
juga. Memang kondisi kos sedikit tidak terawat, ya wajar penghuninya super
sibuk semua keknya haha.. Namun presepsi saya tentang kos-kosan pada umumnya ternyata
tidak brlaku disana. Semua penghuni kos menyambut dengan ramah ditengah suasana
yang kondusif. Dan sejak itulah saya merasa nyaman dengan suasana kekeluargaan
antar penghuni kos.
Awal masuk kuliah, kegiatan hanya
kuliah-pulang kos-kuliah-pulang kos. begitu terus hingga akhir semester pertama
usai. Saya sempat merasa terasing, karena mungkin saya yang ga punya aktivitas
lain selain kuliah. Mungkin karena saya cenderung pemalu dan sangat malas
bertemu orang banyak, maka dari itu saya merasa kurang cocok dengan aktivitas
kampus. Diwaktu itu sepulang kuliah kos terasa sangat sepi. Semua penghuni
masik sibuk dengan kegiatan kampusnya. Kejadian yang sama terus saya alami. Dan
sampai pertengahan semester dua tak sengaja melihat pamphlet open recruitment aslab di FMIPA UNS. Dalam hati
saya merasa tertekan, antara ego saya untuk menggunakan waktu saya untuk
menyendiri atau berani mengalah dari tekanan kondisi kos. Dan waktu itu saya
ingat, mungkin itulah petunjuk tuhan. Ada senior yang menyarankan untuk ikut
serta dalam oprek aslab tersebut, menjelaskan dengan cerita pengalaman
pribadinya. Sesaat saya termotivasi, setelah masuk kamar galau lagi. Namun pada
akhirnya saya putuskan untuk mendaftar dan sekaligus berhasil mengalahkan ego
saya sendiri. Saya diterima menjadi aslab slama 3 semester . Sisa satu semester
masa bakti habis dan saya harus siap hadapi TA waktu itu. Dan pada akhirnya
saya menyadari. Dari organisasi baik di kos maupun di kampus sebagai aslab,
saya telah mendapat banyak hal. Saya mulai berani ngomong didepan orang banyak,
punya kemampuan berorganisasi, memperluas
ilmu yang tidak saya dapat dibangku kuliah, dan yang paling penting adalah memperbanyak
teman dan tali silaturahmi. Dan saya sangat bersyukur, dihari ini saya dapat
menerapkan semua pengalaman itu dilingkungan kerja saya sekarang.
Saya juga mulai merasa betapa
hebatnya kekuatan silaturahmi. Saya bisa ibaratkan tali silaturahmi seperti
bintang dilangit. Dan mungkin Anda juga bisa tentukan sendiri. Mana yang lebih
bagus? Langit dengan satu bintang, atau langit yang bertabur bintang?
Sekian, semoga bermanfaat J
0 komentar:
Posting Komentar