Takbir sudah berkumandang, itu
artinya ramadhan tahun ini segera meninggalkan kita. Rasa yang campur aduk,
antara senang telah tercapai hari kemenangan, dan rasa sedih harus ditinggal
bulan yang penuh berkah kemudian seraya berharap semua amalan diridhoi oleh
sang Pencipta, serta dapat bertemu lagi ditahun berikutnya.
Esok hari raya, hari kemenangan.
Malam ini, masjid akan terus dihuni banyak orang, mengumandangkan takbir sampai
esok hari hingga diselenggarakannya salat ied. Jalanan banyak orang yang lalu lalang,
entah takbiran, entah bepergian, entah buru-buru pulang dari perantauan. Kampung
mulai ramai, kembang api, petasan, dari yang kecil hingga dewasa ikut ambil
bagian.
Tahun ini adalah lebaran kedua saya
tanpa nenek saya, ya sudah setahun lewat beliau meninggalkan keluarga,
sanak saudara. Mengingatkan saya suatu kejadian dimasa kuliah dulu. Saat itu saya sedang pusing-pusingnya dengan Tugas Akhir
perkuliahan. Seminggu lagi pengumpulan draft laporan dan program, sebelum
jadwal sidang akhir diputuskan. Disaat yang sama nenek masuk rumah sakit. Malam
itu ibu menelfon agar cepat pulang, dan malam itu juga saya menginap di rumah sakit.
Kondisi nenek saya masih baik saat itu, beliau juga masih bisa bercanda. Karena
kata dokter nenek hanya kecapean, saya pamit dan minta ijin kepada beliau untuk segera
kembali ke Kos untuk menyelesaikan tugas akhir saya. Mulai waktu itu saya dan nenek saya sama-sama
berjuang untuk tujuannya masing-masing.
Selama 3 hari nihil, tidak ada progress.
Saya mulai panik, dan merasa sangat menyesal kenapa 6 bulan lalu terbuang
sia-sia.
25 Juni 2014, semua rekan sudah
mulai merapikan pekerjaan. Saya makin panik, boro-boro finishing, membuat
laporan baru nyampe bab 2, masih revisi bab 3, 4, dan 5. Padahal 27 Juni harus
segera dikumpulkan. Pada akhirnya saya minta bantuan dari rekan dan dalam 2 hari
program yang banyak bug dan laporan bisa dibilang selesai, meski jauh dari kata
sempurna. Alhamdulillah, dosen ACC dan jumat 27 Juni 2014 saya bisa
mengumpulkan draft laporan beserta program saya. Hari itu saya ingin segera pulang
karena nenek belum juga pulang dari rumah sakit. Sebelum berangkat, sebagai wujud sukur, saya
potong habis semua rambut saya wkwk
Sampai RS, saya bingung kamar
yang ditempati kemarin kosong. Kemudian baru dapat info bahwa nenek dipindah ke
ruang ICU. Ditemani 4 orang anak termasuh ibu, 1 orang mantu, dan 1 cucu saya sendiri
yang saat itu nenek terbaring tak sadarkan diri. Tabung oksigen yang berdesis
sepanjang malam, suara lantunan ayat-ayat suci terdengar sayup. Malam mulai
larut, saya disuruh tidur dulu. Hampir jam 2 pagi, saya dibangunin ibu, suruh
gantiin nemenin nenek. Saya ambil surat yasin, baca, baru dapat beberapa ayat, grafik EKG berubah drastis.
Pakde disamping saya mendadak histeris, Air mata terus saja keluar dab saya pun tidak bisa melanjutkan membaca
ayat berikutnya. Saat itu, kami berpisah dengan nenek.
Kejadian yang saya alami ini
kerap saya banding-bandingkan dengan jalan cerita di film Mama Cake hehe. Saya seperti
terobsesi seperti Ananda Omesh dalam film tersebut. Dari prinsipnya, pemikirannya, dan lain-lain haha. Dan yang pasti saya dapat
pelajaran dari ini, dari apa yang saya alami sendiri maupun di film Mama Cake,
bahwa semua terjadi pasti ada alasannya.
Kayaknya ga nyambung ya hehe..
biarin deh..
Oke itulah tulisan saya kali ini,
kalau ada yang dapat diambil manfaatnya Alhamdulillah, kalau enggak ya
setidaknya saya jadikan bentuk usaha untuk tetap istiqomah nulis hehe..
Salam.
Selamat hari raya idul fitri 1436
H, Minal 'Aidin wal-Faizin, mohon maaf lahir dan batin.
0 komentar:
Posting Komentar