Kamis, 16 Juli 2015

"Semua kejadian pasti ada alasannya"



Takbir sudah berkumandang, itu artinya ramadhan tahun ini segera meninggalkan kita. Rasa yang campur aduk, antara senang telah tercapai hari kemenangan, dan rasa sedih harus ditinggal bulan yang penuh berkah kemudian seraya berharap semua amalan diridhoi oleh sang Pencipta, serta dapat bertemu lagi ditahun berikutnya.

Esok hari raya, hari kemenangan. Malam ini, masjid akan terus dihuni banyak orang, mengumandangkan takbir sampai esok hari hingga diselenggarakannya salat ied. Jalanan banyak orang yang lalu lalang, entah takbiran, entah bepergian, entah buru-buru pulang dari perantauan. Kampung mulai ramai, kembang api, petasan, dari yang kecil hingga dewasa ikut ambil bagian.

Tahun ini adalah lebaran kedua saya tanpa nenek saya, ya sudah setahun lewat beliau meninggalkan keluarga, sanak saudara. Mengingatkan saya suatu kejadian dimasa kuliah dulu. Saat itu saya sedang pusing-pusingnya dengan Tugas Akhir perkuliahan. Seminggu lagi pengumpulan draft laporan dan program, sebelum jadwal sidang akhir diputuskan. Disaat yang sama nenek masuk rumah sakit. Malam itu ibu menelfon agar cepat pulang, dan malam itu juga saya menginap di rumah sakit. Kondisi nenek saya masih baik saat itu, beliau juga masih bisa bercanda. Karena kata dokter nenek hanya kecapean, saya pamit dan minta ijin kepada beliau untuk segera kembali ke Kos untuk menyelesaikan tugas akhir saya. Mulai waktu itu saya dan nenek saya sama-sama berjuang untuk tujuannya masing-masing.

Selama 3 hari nihil, tidak ada progress. Saya mulai panik, dan merasa sangat menyesal kenapa 6 bulan lalu terbuang sia-sia.

25 Juni 2014, semua rekan sudah mulai merapikan pekerjaan. Saya makin panik, boro-boro finishing, membuat laporan baru nyampe bab 2, masih revisi bab 3, 4, dan 5. Padahal 27 Juni harus segera dikumpulkan. Pada akhirnya saya minta bantuan dari rekan dan dalam 2 hari program yang banyak bug dan laporan bisa dibilang selesai, meski jauh dari kata sempurna. Alhamdulillah, dosen ACC dan jumat 27 Juni 2014 saya bisa mengumpulkan draft laporan beserta program saya. Hari itu saya ingin segera pulang karena nenek belum juga pulang dari rumah sakit. Sebelum berangkat, sebagai wujud sukur, saya potong habis semua rambut saya wkwk

Sampai RS, saya bingung kamar yang ditempati kemarin kosong. Kemudian baru dapat info bahwa nenek dipindah ke ruang ICU. Ditemani 4 orang anak termasuh ibu, 1 orang mantu, dan 1 cucu saya sendiri yang saat itu nenek terbaring tak sadarkan diri. Tabung oksigen yang berdesis sepanjang malam, suara lantunan ayat-ayat suci terdengar sayup. Malam mulai larut, saya disuruh tidur dulu. Hampir jam 2 pagi, saya dibangunin ibu, suruh gantiin nemenin nenek. Saya ambil surat yasin, baca, baru dapat beberapa ayat, grafik EKG berubah drastis. Pakde disamping saya mendadak histeris, Air mata terus saja keluar dab saya pun tidak bisa melanjutkan membaca ayat berikutnya. Saat itu, kami berpisah dengan nenek.

Kejadian yang saya alami ini kerap saya banding-bandingkan dengan jalan cerita di film Mama Cake hehe. Saya seperti terobsesi seperti Ananda Omesh dalam film tersebut. Dari prinsipnya, pemikirannya, dan lain-lain haha. Dan yang pasti saya dapat pelajaran dari ini, dari apa yang saya alami sendiri maupun di film Mama Cake, bahwa semua terjadi pasti ada alasannya. 

Kayaknya ga nyambung ya hehe.. biarin deh..

Oke itulah tulisan saya kali ini, kalau ada yang dapat diambil manfaatnya Alhamdulillah, kalau enggak ya setidaknya saya jadikan bentuk usaha untuk tetap istiqomah nulis hehe..
Salam.

Selamat hari raya idul fitri 1436 H, Minal 'Aidin wal-Faizin, mohon maaf lahir dan batin.

0 komentar:

Posting Komentar