Bismillahirrahmanirrahim.
Membuka kembali bahasan setelah
bulan kemarin sama sekali tidak ada post. Gak tau kenapa juga tiap akhir tahun,
apalagi September sudah mulai males-malesan. Dan pembukaan kembali ini bukan
bahasan yang penting-penting amat sih. Hanya sekedar upaya memperbaiki
integritas dan komitmen diri saja, berbarengan dengan Alhamdulillah ada
tambahan agenda mulai awal bulan ini dari pada bulan sebelum-sebelumnya. Semoga
istiqomah sampai akhir tahun dan tahun baru menjadi lebih baik.
Oke, saya tidak akan panjang
lebar tentang eee wacana diri saya pribadi, yang jujur saya hanya ingin curhat.
Meluapkan apa yang saya alami hari ini. Tidak ada yang istimewa sih, hari
minggu seperti biasa yang membosankan. Eh engga, tadi sempet sowan ziarah ke
tempat KH. Abdul Aziz, Tengaran. Beliau guru bapak dulu waktu nyantri. Hari ini
sowan bukan tanpa sebab, bapak cerita kalau beberapa hari ini bapak “ditemui”
oleh beliau. Jadi malam minggu kemarin bapak ngajak saya sowan ke makam.
Pulang, balik deh mager di kamar.
Entah apa sebabnya, hari ini
seperti hari yang tidak disangka hadir. Beberapa orang yang saya anggap luar
biasa di masa lalu, bergiliran mengajak saya ngobrol disela mager saya meski
hanya sebatas pesan text. Sudah lama saya tidak biasa ngobrol ngalor-ngidul
sampai lama. Ya meski saya yakin tidak akan terjadi percakapannya secara lesan
hehe.
Tapi belakangan ini saya selalu
tersadar bahwa kekonyolan saya ini, lama kelamaan bisa saya terima dan bahkan
saya sudah mulai mensyukurinya. Saya menyadari bahwa kekonyolan saya ini telah
membimbing saya untuk bertemu banyak orang-orang baik dan tidak tahu kalau
sekarang mereka menjadi orang-orang hebat.
Beberapa waktu lalu saya juga
sempat berpikir kalau saya hanya sebagai figuran orang-orang itu, bahkan leih
parahnya malah bisa jadi kerikil pengganggu. Orang konyol diantara orang-orang
hebat, apa masalahnya? Saya justru bangga dengan peran saya saat ini. Saya tidak
ambil hati, saya tidak ambil pusing. Saya hanya mencoba untuk memerankan jatah
saya dengan baik. Sama dengan orang lain, mereka juga mempunyai bagian
masing-masing. Jadi semua orang punya andil dan peran masing-masing. Mereka adalah
pemeran utama bagi ceritanya masing-masing. Jadi, jika cerita Anda berbeda
dengan orang lain, Anda patut bersyukur. Anda adalah pembeda, bagi cerita Anda
sendiri dan mungkin juga berpengaruh memberi andil besar bagi cerita orang
banyak :)))
Dan jika ada orang yang menuntut
agar semua orang berperan sama dengannya, saya tidak tahu kenapa begitu? Mungkin
mereka tidak sanggup untuk melakukannya sendiri?
Sudah dulu, sengaja saya bikin
menggantung haha.
Salam.
0 komentar:
Posting Komentar