Minggu, 19 November 2017

Peran






Bismillahirrahmanirrahim.

Membuka kembali bahasan setelah bulan kemarin sama sekali tidak ada post. Gak tau kenapa juga tiap akhir tahun, apalagi September sudah mulai males-malesan. Dan pembukaan kembali ini bukan bahasan yang penting-penting amat sih. Hanya sekedar upaya memperbaiki integritas dan komitmen diri saja, berbarengan dengan Alhamdulillah ada tambahan agenda mulai awal bulan ini dari pada bulan sebelum-sebelumnya. Semoga istiqomah sampai akhir tahun dan tahun baru menjadi lebih baik.


Oke, saya tidak akan panjang lebar tentang eee wacana diri saya pribadi, yang jujur saya hanya ingin curhat. Meluapkan apa yang saya alami hari ini. Tidak ada yang istimewa sih, hari minggu seperti biasa yang membosankan. Eh engga, tadi sempet sowan ziarah ke tempat KH. Abdul Aziz, Tengaran. Beliau guru bapak dulu waktu nyantri. Hari ini sowan bukan tanpa sebab, bapak cerita kalau beberapa hari ini bapak “ditemui” oleh beliau. Jadi malam minggu kemarin bapak ngajak saya sowan ke makam.

Pulang, balik deh mager di kamar.
Entah apa sebabnya, hari ini seperti hari yang tidak disangka hadir. Beberapa orang yang saya anggap luar biasa di masa lalu, bergiliran mengajak saya ngobrol disela mager saya meski hanya sebatas pesan text. Sudah lama saya tidak biasa ngobrol ngalor-ngidul sampai lama. Ya meski saya yakin tidak akan terjadi percakapannya secara lesan hehe.

Tapi belakangan ini saya selalu tersadar bahwa kekonyolan saya ini, lama kelamaan bisa saya terima dan bahkan saya sudah mulai mensyukurinya. Saya menyadari bahwa kekonyolan saya ini telah membimbing saya untuk bertemu banyak orang-orang baik dan tidak tahu kalau sekarang mereka menjadi orang-orang hebat. 

Beberapa waktu lalu saya juga sempat berpikir kalau saya hanya sebagai figuran orang-orang itu, bahkan leih parahnya malah bisa jadi kerikil pengganggu. Orang konyol diantara orang-orang hebat, apa masalahnya? Saya justru bangga dengan peran saya saat ini. Saya tidak ambil hati, saya tidak ambil pusing. Saya hanya mencoba untuk memerankan jatah saya dengan baik. Sama dengan orang lain, mereka juga mempunyai bagian masing-masing. Jadi semua orang punya andil dan peran masing-masing. Mereka adalah pemeran utama bagi ceritanya masing-masing. Jadi, jika cerita Anda berbeda dengan orang lain, Anda patut bersyukur. Anda adalah pembeda, bagi cerita Anda sendiri dan mungkin juga berpengaruh memberi andil besar bagi cerita orang banyak :)))

Dan jika ada orang yang menuntut agar semua orang berperan sama dengannya, saya tidak tahu kenapa begitu? Mungkin mereka tidak sanggup untuk melakukannya sendiri?
Sudah dulu, sengaja saya bikin menggantung haha.
Salam.

0 komentar:

Posting Komentar