Senin, 05 September 2016

Semoga, semoga, semoga.





Pernah ga ngrasain autopilotnya naik motor? Rasanya kek, sepanjang jalan ngikutin truk, ngalamun, pikiran ngalor-ngidul tapi pandangan kedepan terus liatin quotes ala truk tau sendiri asiknya gimana. Eh tau-tau pas nyalip truk tikungan pertama udah nyampe tujuan. Keren kan.
Tadi saya ngalamin sendiri pas pulang dari tempat kerja Boyolali trus ke Solo, balik lagi ke Boyolali, pulang ke rumah. Misal pulang pergi saya pake mode autopilot mungkin hasil saya ngalamun bisa kali ditayangin di bioskop. Tapi ribet, jadi saya tulis aja di sini.

Jadi gini. Hari ini saya ulang tahun. Tepat pada tahun ini umur saya setengah dari umur ibu saya. Misal ibu umurnya x jadi pada taukan umur saya sekarang? Saya ga kasih nominal umur ibu saya karena saya takut durhaka dikira menyebarkan aib ibu saya. Kalo saya sebutin saya juga takut dikatain ibu saya sombong karena punya ibu yang masih muda, kata bapak saya tapi.
Ehm.. hehe. Bukan, bukan itu yang saya pikirin tadi, jadi gini. Sebenarnya apa sih ulang tahun itu atau peringatan hari jadi itu maksutnya apa? Kenapa hari jadi harus dirayain? Diperingati?
Yang pertama adalah kenapa kita harus rayakan hari jadi atau hari ulang tahun. Kita harus bersyukur, misal hidup diibaratkan game arcade bahwa tuhan masih memberikan power point, eh bukan checkpoint maksutnya untuk umur yang sejauh ini kita pakai untuk melangkah. Jadi kita kek diberi kesempatan untuk melanjutkan game ke stage selanjutnya setelah kita lalui stage sebelumnya. Kita masih bisa diberi umur panjang dan kita masih diberi kesempatan lagi untuk mengarungi, menjelajahi dunia. Terus belajar, mengejar mimpi-mimpi yang masih belum tercapai. Hingga nanti sampai ke tujuan.

Hehehe ngomong-ngomong soal tujuan, sampe saya segede gaban (kalo yang liat kaya Antman mode shrink) masih belum tahu apa tujuan saya sebenarnya, mau jadi apa saya, hari ini, besuk, lusa, tujuan paling akhir, saya masih belum mengerti. Pencapaian saat ini saya merasa hanyalah upaya saya dalam menjauhkan apa-apa yang saya takuti, tepatnya lari. Ibarat main Mario Bross, harusnya saya bisa dapat jamur untuk tumbuh besar, bunga untuk fire shot, dan bintang untuk membuat Mario bersinar, kalau mau ngorbanin kepala untuk dijedotin bentar ke tembok. Tapi yang saya alami sampai hari ini adalah menghindari musuh, memilih lari dari mereka, padahal jika saya berani dan berhasil mengalahkan mereka saya akan dapat “coin” sebagai reward dan kebanggaan yang menumbuhkan kepercayaan dan kemantapan dalam menjalani stage berikutnya. Dan sampai hari ini, saya masih lari dari itu. Apakah saya akan lelah dengan itu, kemudian memilih bertarung dengan itu, mungkin dan saya selalu berharap begitu.

Kemudian kenapa kita harus peringati hari jadi?
Kita harus sadari bahwa dengan bertambahnya angka dalam hitungan ktp akan bertambah pula tingkat stress karena makin banyak pikiran, eh maksutnya tanggung jawab. Di umur saya ini, saya bukan lagi anak-anak yang kalo mandi harus diingetin, makan harus disiapin. Semua serba terserah, mau ini itu, terserah, kamu sendiri yang tanggung. Bisa juga diartikan bebas, tapi balik lagi, diri sendiri yang harus tanggung.
Dengan bertambahnya usia kita, kita juga harus sadari juga bahwa usia orang tua kita, orang yang kita sayangi juga akan terus bertambah. Dulu kita yang mereka rawat, mereka kasihi, mereka beri perhatian hingga tumbuh menjadi seorang pembangkang. Cepat atau lambat kita akan berganti peran, kita yang gantiin jagain mereka, merawat mereka, membahagiakan mereka. Dan apa yang sekarang sudah saya berikan ke mereka? Belum ada, apa yang sudah saya beri ke mereka belum ada yang bisa menyamai kebaikan mereka meski hanya sebesar kotoran kuku mereka.
Dan dengan umur yang sekarang, kita sudah gunakan apa saja? Apa yang sudah kita lakukan, pada diri sendiri, keluarga, orang terdekat, dan kebanyakan orang lainnya? Itu kenapa kita diperingatkan agar selalu melakuakan yang terbaik. Kita juga tau bahwa ketika ulang tahun adalah waktu yang tepat untuk menengok masa lalu dan melihat ke masa depan. Ingat, menengok karena kita perlu tahu apa yang sudah kita lakukan, kita lalui, dengan hasil yang baik maupun buruk untuk bekal melangkah kedepan. Bukan meratapi, merenungi, akhirnya merasa nyaman, hingga larut didalamnya.

Dengan ini, saya ucapkan kepada diriku sendiri, selamat ulang tahun. Teruslah berdoa, jangan lupakan doa agar kamu bukan termasuk orang yang sombong. Itu pesan bapakmu.

Semoga semoga semoga.

Jadi gitu singkat cerita perjalanan pulang dari Solo menuju Boyolali. Sampai tugu Kartasura saya sudah ga aktifkan mode autopilot. Saya ga sengaja ketemu temen saya dilampu merah, tanpa jaket berkendara malam-malam, pulang dari Solo katanya. Sejak lampu merah saya ga sempat lagi ngalamun, saya pake ngakak ketawain diri sendiri karena kepikiran saya pernah sama konyolnya dengan dia.

0 komentar:

Posting Komentar