Pernah ga ngrasain autopilotnya
naik motor? Rasanya kek, sepanjang jalan ngikutin truk, ngalamun, pikiran
ngalor-ngidul tapi pandangan kedepan terus liatin quotes ala truk tau sendiri asiknya gimana. Eh tau-tau
pas nyalip truk tikungan pertama udah nyampe tujuan. Keren kan.
Tadi saya ngalamin sendiri pas
pulang dari tempat kerja Boyolali trus ke Solo, balik lagi ke Boyolali, pulang
ke rumah. Misal pulang pergi saya pake mode autopilot mungkin hasil saya
ngalamun bisa kali ditayangin di bioskop. Tapi ribet, jadi saya tulis aja di sini.
Jadi gini. Hari ini saya ulang
tahun. Tepat pada tahun ini umur saya setengah dari umur ibu saya. Misal ibu
umurnya x jadi pada taukan umur saya sekarang? Saya ga kasih nominal umur ibu
saya karena saya takut durhaka dikira menyebarkan aib ibu saya. Kalo saya
sebutin saya juga takut dikatain ibu saya sombong karena punya ibu yang masih
muda, kata bapak saya tapi.
Ehm.. hehe. Bukan, bukan itu yang
saya pikirin tadi, jadi gini. Sebenarnya apa sih ulang tahun itu atau
peringatan hari jadi itu maksutnya apa? Kenapa hari jadi harus dirayain? Diperingati?
Yang pertama adalah kenapa kita
harus rayakan hari jadi atau hari ulang tahun. Kita harus bersyukur, misal hidup
diibaratkan game arcade bahwa tuhan masih memberikan power point, eh bukan checkpoint
maksutnya untuk umur yang sejauh ini kita pakai untuk melangkah. Jadi kita kek
diberi kesempatan untuk melanjutkan game ke stage selanjutnya setelah kita
lalui stage sebelumnya. Kita masih bisa diberi umur panjang dan kita masih
diberi kesempatan lagi untuk mengarungi, menjelajahi dunia. Terus belajar, mengejar
mimpi-mimpi yang masih belum tercapai. Hingga nanti sampai ke tujuan.
Hehehe ngomong-ngomong soal
tujuan, sampe saya segede gaban (kalo yang liat kaya Antman mode shrink) masih
belum tahu apa tujuan saya sebenarnya, mau jadi apa saya, hari ini, besuk,
lusa, tujuan paling akhir, saya masih belum mengerti. Pencapaian saat ini saya
merasa hanyalah upaya saya dalam menjauhkan apa-apa yang saya takuti, tepatnya
lari. Ibarat main Mario Bross, harusnya saya bisa dapat jamur untuk tumbuh
besar, bunga untuk fire shot, dan bintang untuk membuat Mario bersinar, kalau mau ngorbanin kepala untuk
dijedotin bentar ke tembok. Tapi yang saya alami sampai hari ini adalah
menghindari musuh, memilih lari dari mereka, padahal jika saya berani dan
berhasil mengalahkan mereka saya akan dapat “coin” sebagai reward dan
kebanggaan yang menumbuhkan kepercayaan dan kemantapan dalam menjalani stage
berikutnya. Dan sampai hari ini, saya masih lari dari itu. Apakah saya akan
lelah dengan itu, kemudian memilih bertarung dengan itu, mungkin dan saya selalu
berharap begitu.
Kemudian kenapa kita harus
peringati hari jadi?
Kita harus sadari bahwa dengan
bertambahnya angka dalam hitungan ktp akan bertambah pula tingkat stress
karena makin banyak pikiran, eh maksutnya tanggung jawab. Di umur saya ini,
saya bukan lagi anak-anak yang kalo mandi harus diingetin, makan harus
disiapin. Semua serba terserah, mau ini itu, terserah, kamu sendiri yang
tanggung. Bisa juga diartikan bebas, tapi balik lagi, diri sendiri yang harus
tanggung.
Dengan bertambahnya usia kita,
kita juga harus sadari juga bahwa usia orang tua kita, orang yang kita sayangi
juga akan terus bertambah. Dulu kita yang mereka rawat, mereka kasihi, mereka
beri perhatian hingga tumbuh menjadi seorang pembangkang. Cepat atau lambat
kita akan berganti peran, kita yang gantiin jagain mereka, merawat mereka,
membahagiakan mereka. Dan apa yang sekarang sudah saya berikan ke mereka? Belum
ada, apa yang sudah saya beri ke mereka belum ada yang bisa menyamai kebaikan
mereka meski hanya sebesar kotoran kuku mereka.
Dan dengan umur yang sekarang,
kita sudah gunakan apa saja? Apa yang sudah kita lakukan, pada diri sendiri,
keluarga, orang terdekat, dan kebanyakan orang lainnya? Itu kenapa kita
diperingatkan agar selalu melakuakan yang terbaik. Kita juga tau bahwa ketika ulang tahun adalah waktu yang tepat untuk menengok masa lalu dan melihat ke masa depan. Ingat, menengok karena kita perlu tahu apa yang sudah kita lakukan, kita lalui, dengan hasil yang baik maupun buruk untuk bekal melangkah kedepan. Bukan meratapi, merenungi, akhirnya merasa nyaman, hingga larut didalamnya.
Dengan ini, saya ucapkan kepada
diriku sendiri, selamat ulang tahun. Teruslah berdoa, jangan lupakan doa agar
kamu bukan termasuk orang yang sombong. Itu pesan bapakmu.
Semoga semoga semoga.
Jadi gitu singkat cerita
perjalanan pulang dari Solo menuju Boyolali. Sampai tugu Kartasura saya sudah
ga aktifkan mode autopilot. Saya ga sengaja ketemu temen saya dilampu merah, tanpa
jaket berkendara malam-malam, pulang dari Solo katanya. Sejak lampu merah saya
ga sempat lagi ngalamun, saya pake ngakak ketawain diri sendiri karena
kepikiran saya pernah sama konyolnya dengan dia.
0 komentar:
Posting Komentar