Sudah cukup lama kisahmu dimulai. Mentari dan rembulan beriringan menemani, suka duka mewarnai perjalananmu. Menebar kebahagiaan ke seluruh alam, berikan manfaat bagi semua.Senang rasanya pernah lewat di salah satu seting ceritamu. Meski terasa seperti tukang tambal ban nakal, penebar paku payung dijalan yang kau lalui. Agar kamu datang padaku, memberi waktumu, menemaniku, melakukan hal yang ku suka.Namun saya yakin kalau hambatan dari orang-orang sepertiku bukan seberapa dibanding perjuangan dan kegigihan tekatmu.Selamat ulang tahun, semoga kedewasaanmu semakin menguatkanmu, menjadi orang yang berguna bagi umat. Dari banyak kesuksesan yang engkau capai sampai hari ini, kamu baru saja menebar benih, dan saya yakin suatu saat mungkin saya akan kesulitan membayangkan sejauh mana kesuksesanmu kelak.
Rabu, 23 September 2015
Sabtu, 15 Agustus 2015
Fix Brightness Ubuntu yang gemesin
Issue ini dapat dikatakan ee salah satu tweak atau upaya modifikasi awal setelah selesai menginstal Distro Ubuntu dan kawan-kawan. Dimana brightness akan kembali ke value awal setiap kali kita reboot atau logoff meski kita sudah kerap kali setting dengan shortcut keyboard.
Mungkin bagi beberapa orang yang mempunyai mata normal dan suka dengan rutinitas tidak menjadi masalah besar ketika pengaturan brightness selalu tereset ke default entah terlalu rendah atau terlalu tinggi dan memaksa kita untuk mengatur ulang sesuai dengan kebutuhan mata kita. Memang sih, untuk mengatur value brightness tidak susah-susah amat, tapi kalo terus-terusan jengkelin juga.
Langsung aja mastah-mastah, dalam kasus ini saya pake mesin Asus A42F, graphic intel HD, temen seperjuangan waktu kuliah :')
Ehm, Oke
Pertama ubah value brightness menjadi max atau paling redup. Skala value redup dari 0 hingga value max paling terang 15. Kemudian kita cek value-nya dengan command di terminal mastah.
Sebelum kita cek, mastah pastikan dulu interface ACPI yang ngatur brightness-nya.
Buka terminal, kemudian command
Ketemu interface ACPI-nya "acpi_video0".
Jika perintah diatas tidak menampilkan hasil dan Anda mempunyai folder "intel_backlight" di dalam folder "/sys/class/backlight/", maka gunakan "intel_backlight" sebagai interface ACPI-nya.
Nah, baru ditahap ini kita benar-benar mengecek mastah-mastah. Dengan cara isi perintah berikut ke terminal
Nah, kita akan dapatkan value dengan range antara 0-15 sesuai seberapa cerah kita mengatur brightness-nya.
Langkah ini adalah langkah pamungkas dan yang paling utama, mampir ke terminal lagi buat nyari bus kalo udah ga kuat, kalo masih kuat lanjut mari kita hajar file rc.local, kita edit daleman file tersebut. Mau ngedit pake editor apapun manggak atuh kang.. Saya mah pake nano aja biar rame :D
Nah, pada tanda panah dan tepatnya diatas "exit 0" kita tambahkan perintah dibawah ini
Kalau sudah jangan lupa disave.
Syudah selesai :)
Reboot mesin soudara dan rasakan bedanya wkwk
Demikian semoga bermanfaat.
Mungkin bagi beberapa orang yang mempunyai mata normal dan suka dengan rutinitas tidak menjadi masalah besar ketika pengaturan brightness selalu tereset ke default entah terlalu rendah atau terlalu tinggi dan memaksa kita untuk mengatur ulang sesuai dengan kebutuhan mata kita. Memang sih, untuk mengatur value brightness tidak susah-susah amat, tapi kalo terus-terusan jengkelin juga.
Langsung aja mastah-mastah, dalam kasus ini saya pake mesin Asus A42F, graphic intel HD, temen seperjuangan waktu kuliah :')
Ehm, Oke
Pertama ubah value brightness menjadi max atau paling redup. Skala value redup dari 0 hingga value max paling terang 15. Kemudian kita cek value-nya dengan command di terminal mastah.
Sebelum kita cek, mastah pastikan dulu interface ACPI yang ngatur brightness-nya.
Buka terminal, kemudian command
grep acpi_video /var/log/Xorg.0.log
Ketemu interface ACPI-nya "acpi_video0".
Jika perintah diatas tidak menampilkan hasil dan Anda mempunyai folder "intel_backlight" di dalam folder "/sys/class/backlight/", maka gunakan "intel_backlight" sebagai interface ACPI-nya.
Nah, baru ditahap ini kita benar-benar mengecek mastah-mastah. Dengan cara isi perintah berikut ke terminal
cat /sys/class/backlight/[acpi_interface]/brightness
Nah, kita akan dapatkan value dengan range antara 0-15 sesuai seberapa cerah kita mengatur brightness-nya.
Langkah ini adalah langkah pamungkas dan yang paling utama, mampir ke terminal lagi buat nyari bus kalo udah ga kuat, kalo masih kuat lanjut mari kita hajar file rc.local, kita edit daleman file tersebut. Mau ngedit pake editor apapun manggak atuh kang.. Saya mah pake nano aja biar rame :D
sudo nano /etc/rc.local
Nah, pada tanda panah dan tepatnya diatas "exit 0" kita tambahkan perintah dibawah ini
echo value > /sys/class/backlight/acpi_video0/brightness*value diisi angka 0-15, terserah Anda ya..
Syudah selesai :)
Reboot mesin soudara dan rasakan bedanya wkwk
Demikian semoga bermanfaat.
Kamis, 16 Juli 2015
"Semua kejadian pasti ada alasannya"
Takbir sudah berkumandang, itu
artinya ramadhan tahun ini segera meninggalkan kita. Rasa yang campur aduk,
antara senang telah tercapai hari kemenangan, dan rasa sedih harus ditinggal
bulan yang penuh berkah kemudian seraya berharap semua amalan diridhoi oleh
sang Pencipta, serta dapat bertemu lagi ditahun berikutnya.
Esok hari raya, hari kemenangan.
Malam ini, masjid akan terus dihuni banyak orang, mengumandangkan takbir sampai
esok hari hingga diselenggarakannya salat ied. Jalanan banyak orang yang lalu lalang,
entah takbiran, entah bepergian, entah buru-buru pulang dari perantauan. Kampung
mulai ramai, kembang api, petasan, dari yang kecil hingga dewasa ikut ambil
bagian.
Jumat, 09 Januari 2015
Rasi Bintang
![]() |
http://smartgirlidentity.blogspot.com/2010/10/tentang-rasi-bintang-dan-metologi.html |
Di hari ini, langit
mempertunjukkan keagungan Tuhan yang luar biasa. Bintang-bintang bertaburan di
langit yang menurut bukuku IPA SD dulu
harusnya masih musim penghujan . Fenomena yang ga aneh memang, namun
sungguh berkesan bagi saya saat ini.
Saya jadi teringat ketika masih
ngekos waktu kuliah di UNS Solo, saya bisa menikamati suasana layaknya hari ini
dengan jelas diatap kos. Beralas genteng dan beton, angin sepoi-sepoi. syahdu
deh pokoknya. itu adalah salah satu alasan kenapa saya tiga tahun betah disana.
Disisi lain kosku dulu adalah kos binaan yang saya rasa semua penghuninya
adalah orang-orang pilihan dan mungkin bisa melakukan perubahan dimasa depan. Kos
yang notabene berisikan mahasiswa teknik, yang saya kira orang-orangnya kutu
buku semua, hobi mikirin hokum newton dan kepler doang. Tapi saya salah sangka,
mereka berwawasan luas, khususnya politik dan agama. Tidak sedikit dari mereka
yang berstatus petinggi di organisasi kampus mereka, bahkan tingkat universitas.
Sebenarnya saya dulu adalah mahasiswa
MIPA. Padahal lokasi kos dan fakultas
mipa sangat jauh, kos di ujung barat dan FMIPA diujung timur UNS. Mungkin bisa
dibilang saya nyasar awal mula saya kos. Berawal dari kesalah pahaman kakak
sepupu saya, yang dimintai tolong oleh bapak saya untuk mencarikan kos yang
terdekat dengan kampus saya nanti. Karena jurusan saya Teknik Informatika
mungkin dia mengira saya adalah anak fakultas teknik wkwk ya sudahlah.
Langganan:
Postingan (Atom)