Maraton nulisnya wkwkwk
Yak ganti topik, kali ini saya bagi keheranan saya tentang hidup. Bertepatan besuk 04 April 2016 adik-adik kelas 12 SMA/SMK/MA sederajat menghadapi ujian nasional. Ya saya sebagai senior sih mendoakan agar semua lancar dan diberi hasil yang sesuai dengan daya upaya dalam proses belajar selama 3 tahun terakhir.
Sedikit bernostalgia dengan ritual yang dilakuakan ketika hampir menjelang UN. Dari makin giat belajar, yang punya pacar mendadak pengen udahan dulu biar fokus, dan mushola sekolah tiap istirahat mendadak rame. Sampai detik-detik penentuan bimbel dan sks tetep jalan tak lupa jalur pintas dengan kunci jawaban tidak kalah beken waktu itu. 3 tahun dibangku sekolah, ditentukan dengan 4x6 jam. Luar biasa. Kemudian nganggur hampir 2 bulan dengan perasaan yang belum pasti. Dan pada akhirnya tiba untuk penyerahan secarik kertas yang hanya terfokus pada kata “LULUS”. Senangnya bukan main.
Kemudian dilanjutkan dengan mendaftar perguruan tinggi. Ada ujian yang lain menanti. Saya pernah gagal dalam ujian masuk PTN, kala itu namanya SNMPTN serentak seluruh PTN di Indonesia, kemudian memaksa saya untuk ikut jalur umum di UNNES, namun gagal juga. Dan sampai akhirnya saya mengambil program diploma, saya diterima UNS dan UNY sekaligus berkat doa dan restu orang tua saya, kemudian saya mantab pilih UNS. Dan dari kejadian itu saya yakin tuhan memberikan jalan itu karena itu jalan yang terbaik untuk saya hingga saat ini, bisa bekerja dan dapat berkumpul dengan keluarga setiap pulangnya.
Dan.. Keheranan baru muncul belakangan ini. Pada tahap yang sang sudah terlampau jauh akan masa-masa itu, saya baru merasakan apa itu hakiakat “lulus”. Dari TK, SD, SMP, SMA, Kuliah semua sudah pernah saya alami dengan perjuangan yang berbeda-beda. Belum lagi seleksi masuknya, seleksi hingga saat ini saya bisa mendapat tempat kerja. Itu hanya sebagian kecil dari ujian kehidupan.
Entah lulus ujian atau tidak, pada akhirnya tuhan akan memberikan hal yang baru. Begitu seterusnya. Dan saya hanya mencoba untuk melakukan yang terbaik yang saya mampu, karena saya percaya ujian adalah cara tuhan meningkatkan level seseorang.
Belum lagi siklus hidup di dunia yang menurut saya aneh. Orang sekolah untuk mendapatkan ijasah, kemudian ijasah dipakai untuk mendapat kan kerja, kemudian pada akhirnya kerja untuk mendapatkan uang, begitu seterusnya. Dijaman sekarang memang yang beruanglah yang Berjaya. Wuarrr beruang madu, beruang kutub atau beruang banyak? Wkwkwk krik krik krik bahkan ada yang agar diterima sebagai PNS sampai menyuap uang yang tak sedikit. Bahkan lebih besar dibanding akumulasi gaji hingga nanti pesiun. Jahiliyah.
Ehm, ketika berada pada tahap tertentu pasti akan dipusingkan dengan uang. Uang, uang, uang. Seperti sedikit cuplikan di film kambing jantannya raditya dika,
“Uang, uang, uang, tiap kali membuka mata, setiap orang berpikiran berapa uang yang harus dicari, dikeluarkan, curi.”
Dan memang benar, sekarang apa-apa harus pake uang. Dan sekarang macam-macam pula cara orang mencari uang. Tidak peduli itu dijalan yang benar atau tidak. Entah sadar atau tidak. Kadang juga sudah merasa dijalan dan benar, tapi hasil kerja keras digunakan untuk hal yang tidak dibenarkan. Dan pada hakekatnya bekerja, mencari nafkah adalah beribadah kepada tuhan, mencari rizki untuk hidup kemudian beribadah pada tuhan. Tapi pada aktualnya banyak yang meninggalkan kewajiban seperti sholat lima waktu, puasa ramadhan, karena gila kerja.
Saya pun begitu. Dan jujur kadang ketika bekerja untuk sholat tepat waktu pun sulit, ada aja alasannya. Entah karena banyak pekerjaan yang tertunda, atau dikejar deadline, ah apalah itu. Seperti menyepelekan kewajiban yang diberikan oleh sang maha kuasa. Saya tidak bisa langsung membenarkan hal-hal diatas. Karena saya pun masih banyak melakukan kesalahan.
Dan tulisan ini hanya untuk pengingat saja untuk orang-orang seperti saya ini.
Hehe berat banget, jika ada komen mohon disampaikan dengan baik. Atau jika ada yang ingin memberikan koreksi saya menerima dengan senang hati :)
Semoga bermanfaat.